Marketing collateral adalah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang bergerak di bidang pemasaran produk atau jasa. Namun demikian orang di luar sektor tersebut bisa jadi tidak familier. Padahal, ini adalah salah satu hal penting ketika membicarakan soal kesuksesan bisnis.
Sebenarnya pengertian marketing collateral adalah sangat sederhana. Ia terkait dengan materi atau bahan-bahan yang dipakai untuk pemasaran. Saat ini bentuknya sangat beragam, dan bisa jadi akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Pengertian
Jadi, apa itu marketing collateral? Mengutip laman Intelligent Marketing, marketing collateral adalah kumpulan media atau iklan yang digunakan untuk mendukung penjualan produk atau layanan. Ringkasnya, ini adalah kumpulan konten pemasaran.
Apa yang dimaksud “kumpulan” di sini mencakup semuanya, mulai dari yang berbentuk cetak sampai digital. Di masa lalu, era tradisional, marketing collateral adalah hanya mencakup material tercetak, tapi pengertiannya terus berkembang seiring zaman.
Dalam derajat tertentu konten digital bahkan lebih populer saat ini, hanya saja patut diingat bahwa bahan cetak pun tetap berguna, bukan berarti sudah ditinggalkan. Perusahaan tertentu biasa mengombinasikan antara material cetak dan digital.
(Baca: 10 Software Marketing yang Penting untuk Perkembangan Bisnis)
Kegunaan
Karena marketing collateral adalah materi untuk iklan, maka kegunaannya tidak lain agar membuat iklan itu sendiri semakin efektif.
Iklan adalah tentang meyakinkan seseorang membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Tapi perusahaan tidak bisa juga membuat iklan yang terlalu memaksa alias hard selling. Tak peduli seberapa terkenal sebuah merek, mereka akan sulit mendapat pelanggan atau pembeli jika beriklan dengan cara seperti itu.
Di sinilah peran marketing collateral. Marketing collateral adalah beragam materi iklan yang disesuaikan dengan beragam audiens.
Ada audiens yang mungkin siap berkomitmen dengan produk Anda, sementara audiens yang lain hanya mencari alternatif. Audiens lain bahkan tidak tahu apa apa tentang produk Anda. Semua ini tentu saja harus didekati dengan cara berbeda.
(Baca: Software Email Marketing Indonesia, Ini Kelebihan dan Cara Berlangganan)
Bentuk
Marketing collateral adalah banyak bentuknya. Bentuknya itu tergantung jenis audiens yang tadi telah dijelaskan. Untuk itu kita harus memahami sedikit tentang marketing funnel, yaitu tingkat relasi atau hubungan antara orang dan produk atau jasa tertentu.
Semua orang dimulai dengan tidak mengetahui merek tertentu, lalu mengenalnya, menimbang-nimbang penggunaannya, melakukan pembelian, mengevaluasi produk, sampai akhirnya menjadi pelanggan setia.
Berikut beberapa bentuk marketing collateral, yang dikelompokkan berdasarkan tingkat relasi di atas:
1. Awareness
Kegunaan paling pertama dari marketing collateral adalah membuat calon pengguna sadar tentang merek atau produk yang ditawarkan. Caranya adalah dengan mengedukasi mereka tentang masalah yang dihadapi dan menawarkan solusinya–tidak lain adalah produk yang hendak dijual.
Dalam hal ini, salah satu bentuk marketing collateral adalah postingan blog. Umumnya postingan tidak memasarkan apa pun. Kalaupun memperkenalkan produk, itu dilakukan dengan halus dan belum ada ajakan menggunakan.
Contoh lainnya adalah ebook, landing page, dan infografik.
2. Consideration
Seorang calon konsumen mempertimbangkan banyak pilihan dan salah satunya produk dan layanan yang Anda berikan. Pada tahap ini bentuk marketing collateral adalah harus mampu membuat orang itu condong memilih produk Anda alih-alih yang lain.
Pada tahap ini, salah satu contoh marketing collateral adalah brand stories, yaitu cerita tentang perusahaan Anda baik dalam bentuk video, web, atau yang lain. Isinya termasuk asal usul perusahaan, apa yang mereka lakukan, dan informasi penting lain. Biasanya laman ini di situs resmi ditulis dengan judul “about us” atau “our story”.
Contoh lainnya adalah studi kasus, white paper, brosur, dan katalog produk.
3. Decision

Photo by Mohamed Hassan Pxhere.com
Si calon konsumen sudah siap mengambil keputusan. Maka bentuk marketing collateral adalah yang lebih maju atau agresif dari tahap kedua.
Ia harus memberi tahu keunggulan yang ditawarkan produk dibanding pesaing, apa fitur spesifiknya, dan lain-lain. Intinya, tujuan dari marketing collateral tahap ini adalah memastikan produk atau layanan dibeli.
Beberapa contohnya adalah proposal dan presentasi, juga email keterlibatan ulang. Ini adalah jenis email yang mendorong calon klien menyelesaikan pembelian atau berlangganan layanan setelah sebelumnya sekadar menjajal. Pada perusahaan ritel, email seperti ini biasanya berisi pengingat untuk melakukan check out barang.
4. Loyalty
Tujuan marketing collateral adalah juga menjaga agar pembeli menjadi pelanggan yang loyal alias terus menggunakan produk atau jasa.
Contoh bentuk marketing collateral untuk menjaga loyalitas adalah digital report. Anda mungkin pernah menerimanya dari aplikasi streaming lagu atau aplikasi ojek daring. Isinya tidak lain rangkuman aktivitas, dari mulai lagu yang sering dipakai, musisi yang paling sering didengar, sampai rata-rata jarak tempuh.
Contoh bentuk lain dari marketing collateral adalah majalah konsumen, majalah korporat, dan newsletter.
(Baca: 4 Cara Menentukan dan Mengelola Marketing Budget yang Efektif)
Cara Mengelola
Mendesain marketing collateral adalah satu hal, memastikan pengeluaran untuk itu secara efektif dan efisien adalah hal lain.
Pengeluaran untuk iklan jelas tak bisa jor joran karena ada pos lain yang juga harus diperhatikan. Oleh karena itu program pemasaran yang baik juga harus disertai dengan cara pengeluaran yang tepat.
Untuk itu perusahaan perlu mengadopsi perangkat lunak pembayaran. Dan salah satu yang tersedia di pasaran saat ini adalah Spenmo. Salah satu fiturnya, kartu korporat, akan sangat membantu dan memudahkan.
Mengingat saat ini banyak format marketing collateral adalah digital, maka kartu korporat berbentuk virtual akan sangat memudahkan pembayaran.
Kartu virtual, juga kartu fisik, bisa dicetak lebih dari satu, yang masing-masing dapat dipakai untuk pengeluaran spesifik. Misalnya hanya untuk iklan di Facebook, dan yang lain untuk iklan di Google.
Limit kartu korporat juga bisa ditetapkan sejak awal. Transaksi akan ditolak jika telah melebihi batas. Jadi jangan khawatir akan ada pengeluaran berlebihan.
Kelebihan lainnya adalah soal pemantauan. Kadang memantau realisasi anggaran untuk marketing collateral adalah pekerjaan yang sulit jika menggunakan cara konvensional. Dengan Spenmo, semua transaksi akan langsung tercatat di dasbor. Ini tentu saja memudahkan tim keuangan dan akuntan untuk membuat laporannya.

Penutup
Marketing collateral adalah kunci yang menentukan apakah sebuah produk atau jasa dikenali masyarakat, dipilih, dan terus digunakan atau tidak di masa depan. Kombinasi antara satu bentuk marketing collateral dengan marketing collateral harus dipikirkan masak-masak, sesuai dengan tujuan iklan itu sendiri.
Selain apa saja bentuk iklan yang akan dipakai, patut juga diperhatikan soal bagaimana mengalokasikan dana yang tepat untuk itu. Jangan sampai justru marketing collateral adalah pos yang membuat keuangan perusahaan bocor. Untuk itu perlu dipertimbangkan penggunaan perangkat lunak pembayaran.