Menyusun dan menyelesaikan laporan keuangan adalah proses penting dalam suatu usaha. Maka memahami jenis-jenis laporan keuangan menjadi kewajiban bila memutuskan untuk terjun menjadi pengusaha. Laporan ini harus ada, tepat, dan akurat jika punya mimpi untuk mengembangkan usaha.
Tentu tidak ada pebisnis yang tak mau usahanya tak berkembang lancar jaya. Tapi kemauan saja tidak cukup. Harus ada langkah konkret untuk mewujudkannya. Masalahnya, kadang pemilik usaha seperti anak burung yang baru belajar terbang. Ia takut mengepakkan sayapnya karena dilanda kekhawatiran akan jatuh atau dimangsa sehingga malah tak mampu menikmati luasnya angkasa.
Laporan keuangan identik dengan konotasi negatif seperti merepotkan, rumit, dan makan banyak waktu serta tenaga. Walhasil, tak sedikit pengusaha yang lalai menunaikan kewajibannya memahami, menyusun, dan menyelesaikan jenis-jenis laporan keuangan. Dampaknya mungkin tak langsung terasa. Kebingungan baru akan terasa ketika kelak memerlukan salah satu laporan ini untuk kepentingan usaha.
Apa Itu Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan tertulis yang meringkas aktivitas bisnis dan performa finansial suatu usaha. Ringkasan ini antara lain menunjukkan hasil usaha dan posisi keuangan, arus kas, laporan laba-rugi, dan neraca keuangan. Untuk memastikan akurasinya dan terkait dengan pajak, pembiayaan, serta investasi, laporan keuangan kerap harus diaudit oleh lembaga negara, kantor akuntan, atau badan lain yang memiliki wewenang dan kapabilitas.
Laporan keuangan memberikan manfaat bagi usaha sesuai dengan jenisnya. Maka pengusaha yang visioner dan berdisiplin cenderung akan mempelajari jenis-jenis laporan keuangan walau tak punya latar belakang akuntansi ataupun ekonomi manajemen. Manfaat itu termasuk:
Memperkirakan kemampuan usaha dalam menghasilkan uang dan menentukan sumber serta penggunaan uang tersebut
Memastikan apakah utang-utang usaha dapat terbayar
Melacak hasil bisnis untuk mendeteksi adanya masalah yang menghalangi kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Memperoleh rasio finansial yang dapat menjadi indikator kondisi usaha
Menyelidiki detail transaksi bisnis tertentu
Menjadi dasar penyusunan laporan tahunan dan pertanggungjawaban yang akan disampaikan kepada investor dan komunitas terkait
Poin terakhir manfaat laporan keuangan sangat vital untuk melancarkan pengembangan usaha ke level lebih lanjut. Investor dan komunitas seperti analis finansial membutuhkan data laporan keuangan untuk menganalisis performa suatu bisnis dan memprediksi arah masa depan bisnis tersebut. Selain itu, kreditor atau lembaga penyedia pinjaman seperti bank akan mengecek laporan keuangan guna menilai kesehatan finansial dan potensi pendapatan perusahaan.
Maka, jika laporan keuangan tak ada, sulit bagi sebuah bisnis untuk mendapat suntikan investasi baru. Kreditor pun bakal mundur seribu langkah ketika dimintai pinjaman usaha. Karena itu, bisa dikatakan laporan keuangan adalah salah satu kendaraan utama untuk kelancaran usaha.
Di Indonesia, ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terbitan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menjadi acuan dalam penyusunan laporan keuangan. PSAK merujuk pada International Financial Reporting Standards yang digunakan secara global. Jenis-jenis laporan keuangan dan penjelasannya juga termaktub dalam pernyataan ini.
Berdasarkan PSAK, ada pula laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali pos laporan keuangan, atau mengklasifikasi ulang pos laporan keuangannya. Berikut ini penjelasan, kegunaan, dan contoh dari jenis-jenis laporan keuangan itu:
Laporan Posisi Keuangan
Laporan ini disebut juga laporan neraca keuangan (balance sheet). Dalam laporan ini ditunjukkan aset, liabilitas, dan modal pemilik dalam periode tertentu. Tujuan penyusunan jenis laporan keuangan ini adalah sebagai informasi kondisi keuangan perusahaan. Rumusnya adalah aset = kewajiban + modal. Ada dua macam laporan neraca keuangan, yaitu staffel (memanjang ke bawah) dan skonto (memanjang ke samping). Anda dapat memilih satu di antaranya. Contohnya:
PT Lancar Jaya
Laporan Neraca Keuangan
periode 2020
ASET
Kas
50.000.000
Piutang
20.000.000
Stok
10.000.000
Perlengkapan kantor
4.000.000
JUMLAH ASET
84.000.000
LIABILITAS dan EKUITAS
LIABILITAS
Utang usaha
15.000.000
Tagihan kartu kredit
8.000.000
JUMLAH LIABILITAS
23.000.000
EKUITAS
Modal disetor
50.000.000
Laba ditahan
11.000.000
JUMLAH EKUITAS
61.000.000
JUMLAH LIABILITAS dan EKUITAS
84.000.000
Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi menunjukkan pendapatan, beban, dan penghasilan atau kerugian pada suatu periode. Manfaat jenis laporan keuangan ini adalah menjadi informasi apakah bisnis yang dioperasikan laba atau rugi pada periode yang dimaksud. Terdapat dua jenis laporan laba-rugi, yaitu single step yang berisi satu kategori pendapatan dan beban serta multiple step yang memakai lebih banyak kategori. Contoh laporan laba-rugi single step:
PT Lancar Jaya
Laporan Laba-Rugi
periode Desember 2021
PENDAPATAN
Penjualan bersih
50.000.000
Bunga
10.000.000
Sewa
4.000.000
TOTAL PENDAPATAN
64.000.000
BEBAN
Harga pokok penjualan
18.000.000
Beban penjualan
4.000.000
Administrasi
2.000.000
TOTAL BEBAN
24.000.000
Laba sebelum pajak
40.000.000
Pajak
4.000.000
LABA BERSIH
36.000.000
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas atau modal suatu entitas bisa berubah seiring dengan berjalannya usaha. Laporan perubahan ini diperlukan untuk melaporkan ringkasan perubahan yang terjadi selama periode tertentu. Perubahan itu bisa berupa kenaikan ataupun penurunan kekayaan. Laporan ini baru bisa disusun setelah membuat laporan laba-rugi. Contohnya:
PT Lancar Jaya
Laporan Perubahan Ekuitas
periode hingga 31 Desember 2020
Modal awal
50.000.000
Laba bersih
36.000.000
14.000.000
Penarikan modal
3.000.000
Modal akhir
11.000.000
Laporan Arus Kas
Jenis laporan keuangan ini menunjukkan pergerakan kas perusahaan selama periode tertentu. Penyusunan laporan ini berguna untuk melihat arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan bisnis. Arus kas masuk datang dari hasil usaha dan pendanaan atau pinjaman, sementara arus kas keluar adalah biaya operasional dan investasi. Laporan arus kas suatu periode menjadi basis prediksi arus kas periode selanjutnya. Contohnya:
Jenis laporan ini hanya berupa catatan yang dibuat untuk memberikan informasi penjelas atas laporan laba-rugi, neraca, perubahan ekuitas, dan arus kas. Tujuannya adalah pihak yang membacanya bisa lebih memahami kondisi finansial dan pengelolaan keuangan perusahaan. Seperti tersurat dari namanya, bentuk catatan ini bukan berupa tabel, melainkan narasi yang menjelaskan laporan keuangan. Keberadaan catatan ini dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tentang kondisi keuangan secara lebih jelas agar pembaca laporan lebih memahami kesehatan finansial perusahaan.
Itulah jenis-jenis laporan keuangan perusahaan beserta penjelasannya secara singkat. Anda dapat mengakses PSAK dari Ikatan Akuntansi Indonesia untuk mempelajari lebih lanjut tentang laporan keuangan yang dibutuhkan. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun butuh laporan keuangan agar tidak punya strategi dan rencana bisnis yang jelas ke depan.
Pembuatan laporan-laporan keuangan di atas adalah salah satu bagian dari cara konvensional dalam sistem akuntansi perusahaan. Bagi pemilik usaha yang telah sepenuhnya menjalankan digitalisasi dengan bantuan perangkat lunak atau software akuntansi, proses ini umumnya bisa dilompati. Sebab, akurasi software itu relatif lebih terjamin daripada cara konvensional yang masih menggunakan metode manual dalam pencatatan transaksi sehingga lebih rentan diwarnai kesalahan.
Penting juga mengintegrasikan software akuntansi dengan platform pembayaran. Salah satunya adalah Spenmo. Platform pembayaran Spenmo tak hanya mempermudah kerja staf akuntan dalam melakukan pembayaran, tapi juga mempermudah pencatatan di perangkat lunak akuntansi yang dimiliki.