<img height="1" width="1" src="https://www.facebook.com/tr?id=763856411650746&amp;ev=PageView &amp;noscript=1">
laporan keuangan

Jenis-Jenis Laporan Keuangan untuk Pengembangan Usaha

Pengusaha perlu memahami jenis-jenis laporan keuangan, termasuk UMKM. Apa saja?


Menyusun dan menyelesaikan laporan keuangan adalah proses penting dalam suatu usaha. Maka memahami jenis-jenis laporan keuangan menjadi kewajiban bila memutuskan untuk terjun menjadi pengusaha. Laporan ini harus ada, tepat, dan akurat jika punya mimpi untuk mengembangkan usaha.
 

Tentu tidak ada pebisnis yang tak mau usahanya tak berkembang lancar jaya. Tapi kemauan saja tidak cukup. Harus ada langkah konkret untuk mewujudkannya. Masalahnya, kadang pemilik usaha seperti anak burung yang baru belajar terbang. Ia takut mengepakkan sayapnya karena dilanda kekhawatiran akan jatuh atau dimangsa sehingga malah tak mampu menikmati luasnya angkasa.

Laporan keuangan identik dengan konotasi negatif seperti merepotkan, rumit, dan makan banyak waktu serta tenaga. Walhasil, tak sedikit pengusaha yang lalai menunaikan kewajibannya memahami, menyusun, dan menyelesaikan jenis-jenis laporan keuangan. Dampaknya mungkin tak langsung terasa. Kebingungan baru akan terasa ketika kelak memerlukan salah satu laporan ini untuk kepentingan usaha.

Apa Itu Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan tertulis yang meringkas aktivitas bisnis dan performa finansial suatu usaha. Ringkasan ini antara lain menunjukkan hasil usaha dan posisi keuangan, arus kas, laporan laba-rugi, dan neraca keuangan. Untuk memastikan akurasinya dan terkait dengan pajak, pembiayaan, serta investasi, laporan keuangan kerap harus diaudit oleh lembaga negara, kantor akuntan, atau badan lain yang memiliki wewenang dan kapabilitas.

Laporan keuangan memberikan manfaat bagi usaha sesuai dengan jenisnya. Maka pengusaha yang visioner dan berdisiplin cenderung akan mempelajari jenis-jenis laporan keuangan walau tak punya latar belakang akuntansi ataupun ekonomi manajemen. Manfaat itu termasuk:

  • Memperkirakan kemampuan usaha dalam menghasilkan uang dan menentukan sumber serta penggunaan uang tersebut
  • Memastikan apakah utang-utang usaha dapat terbayar
  • Melacak hasil bisnis untuk mendeteksi adanya masalah yang menghalangi kemampuan perusahaan menghasilkan laba
  • Memperoleh rasio finansial yang dapat menjadi indikator kondisi usaha
  • Menyelidiki detail transaksi bisnis tertentu
  • Menjadi dasar penyusunan laporan tahunan dan pertanggungjawaban yang akan disampaikan kepada investor dan komunitas terkait

Poin terakhir manfaat laporan keuangan sangat vital untuk melancarkan pengembangan usaha ke level lebih lanjut. Investor dan komunitas seperti analis finansial membutuhkan data laporan keuangan untuk menganalisis performa suatu bisnis dan memprediksi arah masa depan bisnis tersebut. Selain itu, kreditor atau lembaga penyedia pinjaman seperti bank akan mengecek laporan keuangan guna menilai kesehatan finansial dan potensi pendapatan perusahaan.

Maka, jika laporan keuangan tak ada, sulit bagi sebuah bisnis untuk mendapat suntikan investasi baru. Kreditor pun bakal mundur seribu langkah ketika dimintai pinjaman usaha. Karena itu, bisa dikatakan laporan keuangan adalah salah satu kendaraan utama untuk kelancaran usaha.

Di Indonesia, ada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terbitan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menjadi acuan dalam penyusunan laporan keuangan. PSAK merujuk pada International Financial Reporting Standards yang digunakan secara global. Jenis-jenis laporan keuangan dan penjelasannya juga termaktub dalam pernyataan ini.

(Baca: Pengertian, Manfaat dan Contoh Laporan Keuangan untuk Bisnis Anda)

jenis-jenis laporan keuangan
Photo:  Mohamed Hassan/Pixabay
 

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan umumnya terdiri atas:

    1. Laporan posisi keuangan
    2.  Laporan laba-rugi
    3. Laporan perubahan ekuitas
    4. Laporan arus kas
    5. Catatan atas laporan keuangan

Berdasarkan PSAK, ada pula laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan kembali pos laporan keuangan, atau mengklasifikasi ulang pos laporan keuangannya. Berikut ini penjelasan, kegunaan, dan contoh dari jenis-jenis laporan keuangan itu:

Laporan Posisi Keuangan

Laporan ini disebut juga laporan neraca keuangan (balance sheet). Dalam laporan ini ditunjukkan aset, liabilitas, dan modal pemilik dalam periode tertentu. Tujuan penyusunan jenis laporan keuangan ini adalah sebagai informasi kondisi keuangan perusahaan. Rumusnya adalah aset = kewajiban + modal. Ada dua macam laporan neraca keuangan, yaitu staffel (memanjang ke bawah) dan skonto (memanjang ke samping). Anda dapat memilih satu di antaranya. Contohnya:

PT Lancar Jaya

Laporan Neraca Keuangan

periode 2020

ASET  
Kas 50.000.000
Piutang 20.000.000
Stok 10.000.000
Perlengkapan kantor 4.000.000
JUMLAH ASET 84.000.000
   
LIABILITAS dan EKUITAS  
LIABILITAS  
Utang usaha 15.000.000
Tagihan kartu kredit 8.000.000
JUMLAH LIABILITAS 23.000.000
   
EKUITAS  
Modal disetor 50.000.000
Laba ditahan 11.000.000
JUMLAH EKUITAS 61.000.000
JUMLAH LIABILITAS dan EKUITAS 84.000.000

Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi menunjukkan pendapatan, beban, dan penghasilan atau kerugian pada suatu periode. Manfaat jenis laporan keuangan ini adalah menjadi informasi apakah bisnis yang dioperasikan laba atau rugi pada periode yang dimaksud. Terdapat dua jenis laporan laba-rugi, yaitu single step yang berisi satu kategori pendapatan dan beban serta multiple step yang memakai lebih banyak kategori. Contoh laporan laba-rugi single step:

PT Lancar Jaya

Laporan Laba-Rugi

periode Desember 2021

PENDAPATAN    
Penjualan bersih 50.000.000  
Bunga 10.000.000  
Sewa 4.000.000  
TOTAL PENDAPATAN   64.000.000
     
BEBAN    
Harga pokok penjualan 18.000.000  
Beban penjualan 4.000.000  
Administrasi 2.000.000  
TOTAL BEBAN   24.000.000
     
Laba sebelum pajak   40.000.000
Pajak   4.000.000
LABA BERSIH  

36.000.000

 

Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas atau modal suatu entitas bisa berubah seiring dengan berjalannya usaha. Laporan perubahan ini diperlukan untuk melaporkan ringkasan perubahan yang terjadi selama periode tertentu. Perubahan itu bisa berupa kenaikan ataupun penurunan kekayaan. Laporan ini baru bisa disusun setelah membuat laporan laba-rugi. Contohnya:

PT Lancar Jaya

Laporan Perubahan Ekuitas

periode hingga 31 Desember 2020

Modal awal 50.000.000
Laba bersih 36.000.000
  14.000.000
Penarikan modal 3.000.000
Modal akhir 11.000.000

Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan ini menunjukkan pergerakan kas perusahaan selama periode tertentu. Penyusunan laporan ini berguna untuk melihat arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan bisnis. Arus kas masuk datang dari hasil usaha dan pendanaan atau pinjaman, sementara arus kas keluar adalah biaya operasional dan investasi. Laporan arus kas suatu periode menjadi basis prediksi arus kas periode selanjutnya. Contohnya:

PT Lancar Jaya

Laporan Arus Kas

periode hingga 31 Desember 2020

KEGIATAN OPERASIONAL  
Laba bersih 36.000.000
Penyusutan 4.000.000
Piutang usaha 9.000.000
Utang usaha (8.000.000)
Kas tersedia 41.000.000
   
KEGIATAN INVESTASI  
Pembelian aset (9.000.000)
Penjualan aset 1.000.000
Kas untuk investasi (8.000.000)
   
KEGIATAN PENDANAAN  
Dividen dibagikan (5.000.000)
Pembelian kembali saham (2.000.000)
Kas untuk pendanaan (7.000.000)
Kenaikan kas 26.000.000
Kas dan setara kas pada awal periode 0
Kas dan setara kas pada akhir periode 26.000.000
   

(Baca: Cara Membuat Laporan Arus Kas Sederhana untuk UMKM)

Catatan atas Laporan Keuangan

Jenis laporan ini hanya berupa catatan yang dibuat untuk memberikan informasi penjelas atas laporan laba-rugi, neraca, perubahan ekuitas, dan arus kas. Tujuannya adalah pihak yang membacanya bisa lebih memahami kondisi finansial dan pengelolaan keuangan perusahaan. Seperti tersurat dari namanya, bentuk catatan ini bukan berupa tabel, melainkan narasi yang menjelaskan laporan keuangan. Keberadaan catatan ini dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tentang kondisi keuangan secara lebih jelas agar pembaca laporan lebih memahami kesehatan finansial perusahaan.

Itulah jenis-jenis laporan keuangan perusahaan beserta penjelasannya secara singkat. Anda dapat mengakses PSAK dari Ikatan Akuntansi Indonesia untuk mempelajari lebih lanjut tentang laporan keuangan yang dibutuhkan. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun butuh laporan keuangan agar tidak punya strategi dan rencana bisnis yang jelas ke depan.

Pembuatan laporan-laporan keuangan di atas adalah salah satu bagian dari cara konvensional dalam sistem akuntansi perusahaan. Bagi pemilik usaha yang telah sepenuhnya menjalankan digitalisasi dengan bantuan perangkat lunak atau software akuntansi, proses ini umumnya bisa dilompati. Sebab, akurasi software itu relatif lebih terjamin daripada cara konvensional yang masih menggunakan metode manual dalam pencatatan transaksi sehingga lebih rentan diwarnai kesalahan.

Penting juga mengintegrasikan software akuntansi dengan platform pembayaran. Salah satunya adalah SpenmoPlatform pembayaran Spenmo tak hanya mempermudah kerja staf akuntan dalam melakukan pembayaran, tapi juga mempermudah pencatatan di perangkat lunak akuntansi yang dimiliki.

Otomatisasi pembayaran Anda dengan Spenmo

Similar posts

Stay up to date with Spenmo

Sign up to get the latest news, updates, and special offers delivered directly to your mailbox