Arus kas atau cash flow adalah seperti darah dalam tubuh. Tubuh akan terus hidup selama aliran darah mengalir. Begitu pula dengan arus kas dalam kaitannya dengan bisnis.
Arus kas yang berputar lancar membuat roda perusahaan terus berjalan, sementara arus kas yang mandek membuat usaha akan sulit menuntaskan beragam fungsi dan pada akhirnya bisa tumbang.
Cash flow adalah satu dari sekian banyak teori yang harus dipahami oleh bisnis mana pun. Kita mungkin sudah sering mendengarnya tapi tidak benar-benar paham apa maknanya. Artikel ini akan membantu menyelami lebih dalam konsep yang satu ini.
(Baca: Mengenal Manajemen Kas: Tujuan, Fungsi, Model, dan Contohnya)
Pengertian Cash Flow
Jadi, apa yang dimaksud dengan cash flow? Definisinya sangat sederhana. Mengutip Investopedia, cash flow adalah istilah yang mengacu pada jumlah uang tunai yang masuk dan keluar dari suatu perusahaan.
Sementara menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Kas dan setara kas termasuk ke dalam aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Kas adalah aktiva yang sifatnya paling likuid atau paling mudah dipakai untuk bertransaksi. Ia dapat berbentuk uang kertas atau logam. Setara kas juga likuid, salah satu contohnya adalah instrumen investasi jangka pendek–mudah dicairkan.
Satu hal yang pasti diinginkan perusahaan mana pun terkait cash flow adalah menunjukkan angka positif. Positif artinya kas yang masuk lebih banyak dari yang keluar, sementara negatif berarti sebaliknya.
Dengan arus kas yang positif perusahaan jadi lebih mudah melunasi kewajiban, berinvestasi, mengembalikan uang kepada pemegang saham, membayar biaya-biaya, sampai lebih mampu menjawab tantangan keuangan di masa depan.
(Baca: Cara Membuat Laporan Arus Kas Sederhana untuk UMKM)
Jenis Cash Flow
Cash flow adalah istilah yang bisa dipecah lagi ke dalam jenis alirannya. Seperti definisinya, ada arus kas masuk; juga ada arus kas keluar.
1. Cash inflow
Dalam dunia akuntansi, arus kas masuk juga disebut cash inflow. Uang masuk berasal dari pendapatan. Tentu saja yang paling utama adalah hasil penjualan–baik barang atau jasa. Tapi bisa juga dari transaksi seperti:
- Penagihan piutang dari penjualan kredit
- Penjualan aktiva tetap yang dimiliki
- Penerimaan investasi dari pemilik atau saham
- Pinjaman
- Penerimaan sewa
2. Cash outflow
Sementara aliran keluar dalam cash flow adalah berbagai jenis pengeluaran, pembelian, dan pembayaran. Misalnya:
- Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
- Pengeluaran biaya administrasi
- Pembelian aktiva tetap
- Pembayaran utang
- Pembayaran sewa, pajak, dividen.
(Baca: Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana Lengkap dengan Contohnya)
Komponen Cash Flow
Selain berdasarkan jenis aliran, cash flow juga harus dipecah berdasarkan komponen pembentuknya. Maksudnya komponen cash flow adalah semua transaksi yang terjadi dalam bisnis yang mengakibatkan terjadinya aliran kas. Aktivitasnya ada tiga, operasi, investasi, dan pendanaan.
1. Operasi
Aktivitas perusahaan pertama yang menimbulkan cash flow adalah operasi, bahkan buku Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) seperti yang dikutip dari Pengertian, Kegunaan, Tujuan, dan Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas menyebut operasi merupakan aktivitas yang paling sering menimbulkan arus kas dan menjadi penentu besarnya laba atau rugi bersih perusahaan.
Dalam aktivitas ini penerimaan kas misalnya berasal dari penjualan tunai dan pendapatan atas piutang, sementara pengeluaran misalnya untuk membayar utang, pembelian perlengkapan, dan pembayaran gaji.
2. Investasi
Aktivitas berikutnya yang menimbulkan cash flow adalah investasi. Poin kedua ini terkait dengan penanaman modal pada aktiva tetap, yaitu aset berwujud yang digunakan dalam produksi atau penyediaan barang/jasa dalam waktu panjang atau lebih dari setahun.
Kas keluar dalam aktivitas ini misalnya uang muka untuk pembelian peralatan, gedung, mesin, dan tanah (disebut “uang muka” sebab biasanya aktiva tetap dibeli dengan cara kredit, bukan tunai). Sementara kas masuk misalnya hasil penjualan aktiva tetap.
3. Pendanaan
Aktivitas terakhir yang menimbulkan cash flow adalah pendanaan atau kegiatan keuangan. Ini adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah atau komposisi ekuitas dan pinjaman.
Pengeluaran untuk pembayaran utang jangka panjang adalah salah satu jenis transaksi yang mengakibatkan uang keluar, sementara penambahan investasi, penjualan saham, dan pinjaman jangka panjang adalah arus kas masuk.
Membaca Cash Flow

Photo by Nick Youngson Picpedia.org
Semua transaksi pada bisnis harus dicatat. Kemudian, disusun sedemikian rupa untuk dijadikan bahan laporan keuangan setiap tahun.
Cash flow adalah salah satu yang memiliki laporan tersendiri, disebut dengan nama laporan arus kas atau statement of cash flow. Ia adalah ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Meski demikian, mengutip Pengantar Akuntansi I: Teori dan Praktik (2016), laporan cash flow adalah laporan keuangan yang sifatnya pelengkap atas laporan utama, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Karena statusnya pelengkap itulah ia disusun berdasarkan data yang tersaji pada laporan keuangan lain, yaitu laporan laba rugi dan neraca perbandingan.
Artikel ini tidak akan membahas bagaimana cara membuat laporan arus kas tersebut, hanya saja akan menjabarkan cara membacanya.
Contoh laporan cash flow adalah sebagai berikut:

Bisa dibilang pada perusahaan di atas situasi cash flow adalah tidak terlalu baik. Kas masuk dari aktivitas operasi hanya 1.500, sementara yang keluar mencapai 3.000. Begitu pula pada investasi. Hanya ada arus keluar (perlu diingat dalam laporan seperti ini tanda kurung berarti pengurangan).
Beruntung ada cukup banyak pendanaan dari pemodal. Karena aktivitas itu mereka masih mencatat kenaikan kas alias cash flow positif.
Manfaat Cash Flow
Tujuan utama pencatatan cash flow adalah agar semua pemasukan dan pengeluaran bisa dilacak. Tentu tidak ada perusahaan yang ingin ada uang masuk dan keluar tapi tidak jelas asal dan tujuannya.
Sementara manfaat laporan arus kas itu sendiri adalah memberikan informasi yang relevan dan ringkas tentang penerimaan dan pengeluaran kas sepanjang tahun.
Bagi eksternal, catatan cash flow berguna sebagai bahan penilaian. Investor tentu akan lebih senang menanam uang pada perusahaan yang arus kasnya baik, begitu juga dengan kreditur.
Fungsi pencatatan cash flow adalah juga sebagai bahan evaluasi. Ketika ada yang keliru atau cash flow negatif, tentu saja manajemen akan melakukan beragam cara untuk memperbaikinya. Dan data-data yang tersedia membuat solusi yang ditawarkan memiliki basis dan menjadi fokus.
Dalam kasus di atas, misalnya, perusahaan tentu akan berupaya agar kas yang masuk dari penjualan lebih banyak untuk mengimbangi pengeluarannya. Misalnya dengan cara memberikan diskon atau tawaran menarik lain.
Cara efektif untuk melacak pengeluaran perusahaan dewasa ini adalah dengan menggunakan fitur kartu korporat Spenmo. Kartu korporat Spenmo, yang hadir dalam bentuk fisik maupun virtual dapat diatur limitnya sedemikian rupa, sehingga pengeluaran karyawan dapat dipantau dan dikendalikan.
Penutup
Cash flow adalah unsur penting bagi bisnis mana pun. Dana segar harus tersedia setiap saat karena itu menjadi penentu jalannya roda organisasi. Maka perlu beragam teknik agar kas masuk lebih besar dari kas keluar. Di akhir periode akuntansi laporan arus kas juga penting untuk disajikan dalam rangka merangkum apa yang terjadi sekaligus jadi bahan evaluasi.